Gubernur Khofifah Minta Padi Ratun Teknologi R5 Dipatenkan
Post At : 24 Jun 2019 | Kategori : Berita

PUSPA AGRO>> Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi temuan dan pengembangan bertanam padi ratun berteknologi R5 yang dilakukan PT Jatim Grha Utama (JGU), BUMD Pemprov jatim. Karena itu, mantan Mensos ini minta agar temuan itu secepatnya ditindaklanjuti dengan mendaftarkan hak patennya ke HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual).
“Ini sesuatu banget, menurut saya. Karena itu, secepatnya untuk mengurunya ke HaKi,” ujar Khofifah sebelum melakukan panen hasil uji coba padi Ratun berteknologi R5 yang dikembangkan PT Jatim Grha Utama (JGU) di area Puspa Agro, Jemundo, Taman Sidoarjo, Senin (17/6/2019) lalu.
Padi Ratun berteknologi R5 merupakan model bercocok tanam padi yang tengah diuji coba PT JGU. Kelebihan teknologi ini, di antara mampu panen hingga lima kali hanya dengan sekali panen, menghemat pemakaian pupuk urea dan NPK, menghemat tenaga kerja, dan melipatgandakan hasil panen.
Dikatakan, dengan mengurus hak patennya ke HaKI, Jatim memiliki model pertanian yang bisa membawa nama provinsi ini ke tingkat nasional. Lebih dari itu, diharapkan model ini bisa menopang upaya pemerintah untuk berswasembada pangan. Meski demikian, ia minta riset dan pengembangannya terus dilakukan sebagai upaya penyempurnaan, hingga manfaatnya benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat secara maksimal.
“Yang perlu kita tahu juga, misalnya bagaimana rasanya kalau sduah menjadi beras dan dimasak, berapa kandungan karbo (karbohidrat, Red.)-nya, dan sebagainya,” tandas Khofifah.
Tentang padi Ratun berteknologi R5 ini, Dirut PT JGU, Mirza Muttaqin memaparkan, di kawasan Puspa Agro, kebutuhan akan peningkatan Indeks Pertanaman dilakukan melalui penelitian padi Ratun dengan penggunaan campuran media tanam R5. Di kawasan ini, lanjut Mirza, pengembangan demplot uji coba telah dilakukan dalam dua tahun terakhir.
Secara umum, kata Mirza, Ratun atau Salibu merupakan tanaman padi yang tumbuh dari buku baik di atas atau yang ada di dalam tanah. Petani bisa memanen dengan produksi berkisar antara 40 hingga 60% dari panen tanaman utamanya
Dalam uji coba yang dikembangkan di kawasan Puspa Agro, didapatkan bahwa padi Ratun dengan menggunakan media tanam R5 dapat mewujudkan pola: sekali tanam bisa empat sampai lima kali panen, dengan hasil panen rata-rata sama dengan hasil panen padi awal/pokoknya.
Bila dikalkulasi, sambung Mirza, volume hasil panen dalam setahun meningkat secara signifikan. Jika secara konvensional dalam satu tahun dua kali masa panen dengan hasil pokok sekitar 12 – 14 ton/tahun/hektar, menjadi 1 kali panen padi pokok dan 3 – 4 kali panen padi ratun dengan hasil 24 – 30 ton dalam setahun.
Dijelaskan, R5 berbasis pada sekam bakar dicampur dengan zat perekat berupa kapur pertanian, Secara bertahap R5 bisa memulihkan kondisi kerusakan tanah sawah akibat penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus selama ini.
Ia tambahkan, penggunaan R5 sebagai campuran media tanam pada tanah sawah juga menurunkan kebutuhan pemakaian pupuk Urea dan NPK sampai 50%. Selain itu, dengan Ratun tidak lagi memerlukan pengolahan lahan setiap selesai panen dan pembuatan bibit baru.
Kegunaan R5 sebagai campuran media tanam juga baik dan efektif pada media tanam dalam polybag. Manfaatnya, di antaranya dapat mengelola persoalan akibat perbedaan ketinggian lokasi penanaman. Contohnya, di kawasan Puspa Agro dapat menanam buncis, wortel, edamame dan kembang kol secara bersamaan dengan hasil yang memuaskan.
Menurut Mirza, penanaman sayuran dalam polybag menjadi jawaban atas kebutuhan pengembangan model pertanian perkotaan (urban farming). Sementara, di wilayah pedesaan model ini juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan.
“Kami berpendapat, teknologi R5 akan mampu meningkatan hasil produki pertanian dengan biaya produksi yang lebih rendah,” katanya. (sto)